https://jurnal.akperalkautsar.ac.id/index.php/JIKKA/issue/feedJurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA)2024-09-01T00:00:00+07:00Tri Suraning Wulandaritrisuraningwulandari@alkautsar.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;"><b>jurnal Ilmiah Kesehatan dan Keperawatan Alkautsar</b> adalah jurnal ilmiah yang berfokus pada hasil penelitian, penelusuran literatur dan study kasus dari disiplin ilmu kesehatan diantaranya sains, keperawatan, kebidanan, kedokteran, farmasi, kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian ataupun penelusuran literatur kepada masyarakat mengenai perkembangan kesehatan berdasar tinjauan ilmiah (evidence-based)</p> <br>https://jurnal.akperalkautsar.ac.id/index.php/JIKKA/article/view/223ANALISIS PERBEDAAN SPES (SIX POINT ENGORGEMENT SCALE) SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI KOMPRES DAUN KOL (Brassica Oleracea Var.Capitata) PADA IBU POST PARTUM DENGAN PEMBENGKAKAN PAYUDARA (BREAST ENGORGEMENT): LITERATUR REVIEW 2024-08-15T23:07:41+07:00niken dea pramesthinikendeapramesthi@gmail.comRohmayantirohmayantiummgl@gmail.com<p><strong>Latar belakang</strong>: <em>Breast engorgement</em> merupakan kondisi payudara bangkak akibat keterlambatan menyusui atau frekuensi menyusui tidak teratur. Manifestasi klinis yang muncul diantaranya payudara bengkak, kemerahan, terasa tegang disertai nyeri. Pengukuran derajat <em>breast engorgment</em> dapat menggunakan SPES<em> (Six Point Engorgement Scale)</em>. Kompres daun kol dapat dilakukan sebagai penatalaksaan non farmakologis pada <em>breast engorgment</em>. <strong>Tujuan:</strong> Mengetahui perbedaan SPES sebelum dan sesudah implementasi kompres daun kol pada ibu <em>post partum</em> yang mengalami pembengkakan payudara (<em>breast </em><em>engorg</em><em>e</em><em>ment</em><em>)</em> bedasarkan penelusuran <em>literature</em>. <strong>Metode:</strong> Desain penelitian <em>literature review</em>, menggunakan database <em>Google Schoolar</em>, terdapat 9 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dengan rentang tahun terbit 2019 – 2023. <strong>Hasil:</strong> Hasil <em>literature review</em> didapatkan setelah dilakukan kompres daun kol terjadi penurunan skala pembengkakan payudara (SPES), <strong>Kesimpulan:</strong> Kompres daun kol dapat digunakan sebagai penatalksanaan ibu <em>post partum</em> yang mengalami pembengkakan payudara (<em>breast </em><em>engorg</em><em>e</em><em>ment</em><em>.</em></p>2024-09-06T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA)https://jurnal.akperalkautsar.ac.id/index.php/JIKKA/article/view/126EFEKTIVITAS SENAM KAKI DIABETES UNTUK MENGATASI RESIKO INTEGRITAS KULIT/ JARINGAN PADA DIABETES MELLITUS2024-01-10T00:00:05+07:00Chizanatul Fawaihaokeicha0@gmail.comParmilahmila25774@gmail.comTri Suraning Wulandariwoelancahya@yahoo.com<p><strong>Pendahuluan:</strong> Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) akibat gangguan dalam sekresi insulin. Kurangnya kemampuan merasakan sensasi perlindungan menyebabkan individu yang menderita diabetes mellitus lebih rentan terhadap ulkus kaki diabetes atau risiko kerusakan pada kulit dan jaringan. Salah satu strategi untuk mengurangi risiko komplikasi ulkus diabetes adalah melalui pelaksanaan senam kaki diabetes. <strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas senam kaki diabetes dalam mengurangi risiko gangguan integritas kulit dan jaringan pada penderita diabetes mellitus berdasarkan hasil studi empiris dalam lima tahun terakhir. <strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan desain <em>case study research</em>. <strong>Hasil:</strong> Diabetes mellitus adalah suatu penyakit yang dapat mengakibatkan berbagai masalah sekunder, termasuk komplikasi neuropati sensorik. Salah satu pendekatan dalam mengatasi masalah ini adalah melalui latihan fisik, seperti senam kaki diabetes, yang bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas kaki pada individu dengan diabetes mellitus. <strong>Kesimpulan:</strong> Senam kaki diabetes memiliki dampak positif terhadap peningkatan sensitivitas kaki pada pasien diabetes mellitus. Melalui pelaksanaan senam kaki diabetes, sensitivitas kaki pada individu dengan diabetes mellitus dapat ditingkatkan.</p>2024-09-06T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA)https://jurnal.akperalkautsar.ac.id/index.php/JIKKA/article/view/241EFEKTIFITAS TINDAKAN DUKUNGAN MOBILISASI UNTUK MENINGKATKAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA2024-08-28T10:48:22+07:00Diana Sabelladianasabellatmg@gmail.comParmilahmila25774@gmail.comTri Suraning Wulandariwoelancahya@yahoo.com<p><strong>Latar belakang:</strong> <em>Sectio Caesarea</em> (SC) adalah metode persalinan dengan tindakan bedah di mana bayi dikeluarkan melalui insisi dinding uterus di perut ibu. Angka persalinan metode <em>sectio caesarea</em> meningkat secara global, mencapai lebih dari 10-15% pada tahun 2019, untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Masalah keperawatan yang sering timbul pada pasien pasca<em> sectio caesarea</em> meliputi gangguan mobilitas fisik, nyeri akut, gangguan integritas kulit/jaringan, risiko perdarahan, dan risiko infeksi. Gangguan mobilitas fisik adalah kondisi seseorang mengalami keterbatasan dalam kemampuan bergerak secara mandiri. Tindakan keperawatan utama untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik adalah memberikan dukungan mobilisasi dini, yang melibatkan latihan untuk meningkatkan rentang gerakan (ROM), perubahan posisi tubuh ke kanan dan kiri, duduk, berdiri, dan berjalan. <strong>Tujuan:</strong> untuk meningkatkan mobilitas fisik pada pasien dengan gangguan mobilitas fisik melalui dukungan mobilisasi dini. <strong>Metode:</strong> studi kasus menggunakan metode pendekatan asuhan keperawatan. Terdapat dua responden yang mengalami gangguan mobilitas fisik dalam penelitian ini. <strong>Hasil:</strong> bahwa pemberian dukungan mobilisasi dini efektif meningkatkan mobilitas fisik pasien pasca <em>sectio caesarea.</em> Pergerakan ekstremitas pasien meningkat dari tingkat 3 (sedang) menjadi tingkat 5 (tinggi). <strong>Kesimpulan:</strong> terjadi peningkatan mobilitas fisik setelah penerapan mobilisasi dini pada pasien pasca <em>sectio caesarea.</em></p>2024-09-06T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA)https://jurnal.akperalkautsar.ac.id/index.php/JIKKA/article/view/121PENGARUH FISIOTERAPI DADA TERHADAP BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA ANAK ISPA2024-01-09T23:58:47+07:00Rita Oktavianaritaoktaviana141001@gmail.comParmilahmila25774@gmail.comTri Suraning Wulandariwoelancahya@yahoo.com<p>Masalah Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) tetap menjadi fokus dalam masyarakat karena sebagai penyakit tiba-tiba yang bisa berujung pada kematian pada anak balita di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ialah jenis infeksi akut yang memengaruhi satu bagian atau lebih dari saluran napas, dari hidung sampai alveoli, serta struktur terkait seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana efektivitas dari intervensi fisioterapi dada dalam mengurangi masalah pernapasan yang tidak efisien pada pasien ISPA. Penelitian ini mengadopsi pendekatan studi kasus. Dalam metode studi kasus, penelitian fokus pada analisis yang mendetail mengenai karakteristik, sifat, dan latar belakang suatu kasus tertentu. Dalam penelitian ini, dua pasien yang memenuhi syarat inklusi, keduanya berusia 2 tahun dan menderita ISPA, menjadi fokus analisis. Hasil dari studi kasus ini mengindikasikan bahwa tindakan fisioterapi dada yang dilakukan dalam 3 sesi terbukti efektif dalam mengatasi masalah pernapasan yang tidak efisien pada pasien dengan ISPA. Dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa intervensi fisioterapi dada dalam tiga sesi pertemuan memiliki efektivitas dalam mengatasi permasalahan pernapasan yang tidak efisien pada individu dengan infeksi saluran pernapasan akut.</p>2024-09-06T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA)https://jurnal.akperalkautsar.ac.id/index.php/JIKKA/article/view/120UPAYA PENYELESAIAN MASALAH POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF MELALUI TINDAKAN PENGATURAN POSISI SEMI FOWLER PADA PASIEN ASMA2024-01-09T23:58:04+07:00Bella Intan Adeliyabellaintana21@gmail.comParmilahmila25774@gmail.comTri Suraning Wulandariwoelancahya@yahoo.com<p><strong>Latar Belakang : </strong>Asma menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia yang mempengaruhi negara industri dan berkembang. Sesak napas, mengi, batuk yang semakin parah dan aliran udara ekspirasi terbatas merupakan gejala penyakit asma, ditandai peradangan kronis saluran pernapasan. Asma menyerang segala usia, mulai anak-anak hingga orang dewasa dengan penyakit ringan hingga berat, dalam beberapa kasus menyebabkan kematian. Hasil Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi asma di Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,8%. Masalah banyak terjadi pada penderita asma yaitu pola napas tidak efektif. Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat. Tindakan mengatasi masalah keperawatan pola napas tidak efektif yaitu pengaturan posisi <em>semi fowler</em>. Posisi <em>semi fowler</em> mengakibatkan otot diagfragma tertarik ke bawah yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi, sehingga ekspansi paru lebih optimal dan transportasi oksigen lebih baik. <strong>Tujuan</strong>: mengetahui efektivitas tindakan pengaturan posisi <em>semi fowler</em> terhadap penyelesaian masalah pola napas tidak efektif pasien asma. <strong>Metode: </strong>pendekatan studi kasus. <strong>Hasil: </strong>responden satu dan dua menunjukkan pola napas menjadi lebih baik setelah diberikan tindakan pengaturan posisi <em>semi fowler</em> selama 3 hari dengan frekuensi 2 kali sehari, tindakan 15-20 menit pada responden 1 dan 2. <strong>Kesimpulan: </strong>pengaturan posisi semi fowler dapat menyelesaikan masalah pola napas tidak efektif pada pasien asma.</p>2024-09-06T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA)https://jurnal.akperalkautsar.ac.id/index.php/JIKKA/article/view/115METODE KANGURU MENGATASI KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH2024-01-09T23:57:09+07:00Nur Azni Roudhotul Jannahazniroudhotul@gmail.comRetno Lusmiati Anisahretno30kusuma@gmail.com<p><strong>Latar belakang</strong> : Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR ) merupakan bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia genetasi. Bayi BBLR sering mucul tanda gejala sedikitnya jaringan lemak subkutan, menangis lemah, gangguan makan (kurangnya reflek menelan dan menghisap), serta suhu tubuh bayi tidak stabil. Metode kanguru memudahkan ibu untuk menyusui secara langsung sehingga meningkatkan frekuensi menyusui karena pelekatan dan kontak kulit ke kulit. <strong>Tujuan : </strong>Memberikan perawatan metode kanguru (PMK) pada bayi BBLR untuk mengatasi masalah ketidakefektifan pemberian ASI. <strong>Metode : </strong>data didapat dari observasi melalui metode partisipasif, tindakan dan wawancara. Subyek penelitian studi kasus adalah ibu dan bayi yang mengalami berat badan lahir rendah. <strong>Hasil :</strong> terdapat perbedaan tingkat keberhasilan menyusui responden sebelum dan sesudah tindakan. Tingkat keberhasilan menyusui mengalami peningkatan, responden I yang sebelumnya sedikit adekuat menjadi sepenuhnya adekuat, responden II dari yang sebelumnya tidak adekuat menjadi sepenuhnya adekuat. <strong>Kesimpulan : </strong>Perawatan metode kanguru tehadap bayi BBLR yang mengalami ketidakefektifan pemberian ASI meningkatkan tingkat keberhasilan menyusui.` <strong>Saran :</strong> diharapkan kedua responden dapat mengimplementasikan perawatan metode kanguru sebagai sarana mengatasi masalah ketidakefektifan pemberian ASI dan meningkatkan derajat kesehatan bayi.</p>2024-09-06T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA)https://jurnal.akperalkautsar.ac.id/index.php/JIKKA/article/view/146PENGGUNAAN PERMEN KARET XYLITOL UNTUK MENGURANGI PERILAKU KESEHATAN RESIKO MEROKOK PADA REMAJA DENGAN ISPA2023-09-27T13:25:26+07:00Prias Tedi Kurniawanpriastedikurniawan@gmail.comRatna Kurniawatiratnaummudzaky@gmail.comParmilahmila25774@gmail.com<p><strong>Latar Belakang</strong>: Merokok salah satu perilaku berisiko tinggi yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Dengan meningkatnya angka prevalensi ini, diperlukan intervensi yang efektif untuk mengurangi perilaku merokok, terutama di kalangan remaja yang juga menderita ISPA. <strong>Tujuan</strong> : Penelitian ini untuk mengevaluasi efektivitas permen karet <em>xylitol </em>sebagai terapi pengganti nikotin dalam mengurangi perilaku merokok pada remaja yang menderita ISPA. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat ditemukan alternatif terapi yang aman dan efektif untuk mengurangi kebiasaan merokok. <strong>Metode</strong> : Menggunakan pendekatan studi kasus, penelitian ini dilakukan di Kabupaten Temanggung dengan dua responden sebagai subjek penelitian. Kedua responden merupakan perokok aktif yang juga menderita ISPA. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Responden diberikan permen karet <em>xylitol</em> sebagai intervensi dan dilakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku merokok mereka. <strong>Hasil</strong> : kedua responden menunjukkan perilaku merokok yang cenderung berisiko. Setelah diberikan intervensi berupa permen karet <em>xylitol,</em> terdapat indikasi pengurangan frekuensi merokok pada kedua responden. Selain itu, gejala ISPA yang mereka alami juga menunjukkan perbaikan.<strong> Kesimpulan:</strong> Permen karet <em>xylitol </em>terbukti efektif sebagai terapi pengganti nikotin dalam mengurangi perilaku merokok pada remaja dengan ISPA. Permen karet <em>xylitol</em> dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk pencegahan dan pengurangan perilaku merokok pada remaja.</p>2024-09-06T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA)https://jurnal.akperalkautsar.ac.id/index.php/JIKKA/article/view/119TERAPI BUBUR TEMPE UNTUK MENGATASI MASALAH KEPERAWATAN DIARE PADA BALITA2023-08-13T20:23:45+07:00Devika Putri Maharanidevikamaharani35@gmail.comRetno Lusmiati Anisahretno30kusuma@gmail.comTri Suraning Wulandariwoelancahya@yahoo.com<p><strong>Latar belakang:</strong> Diare adalah pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk. Terapi bubur tempe dapat dilakukan sebagai penatalaksanaan non farmakologis untuk mengatasi diare. 370.000 anak meninggal pada tahun 2019 akibat Diare, jumlah penderita Diare untuk Balita didapatkan 28,9% dan jumlah Balita meninggal dunia akibat Diare di Indonesia sekitar 14,5% pada tahun 2020, jumlah Balita penderita Diare di Jawa Tengah yaitu 68 anak usia 29 hari-11 bulan dan 29 anak usis 12-59 bulan, di Kab. Temanggung penderita Diare mencapai 30,8%. <strong>Tujuan</strong>: untuk mengetahui efektifitas terapi bubur tempe pada klien diare. <strong>Metode :</strong> Metode penelitian ini adalah studi kasus. Subjek studi kasus ini adalah dua balita yang mengalami Diare. Penelitian ini diawali dengan pengkajian keperawatan dan pengisian <em>inform</em> <em>consent. </em> <strong>Hasil</strong> : Setelah diberikan terapi bubur tempe dua kali sehari selama dua hari eliminasi fekal kedua responden mengalami perbaikan, pada kedua responden yang semula mengalami BAB 4x sehari menjadi 1x sehari. <strong>Kesimpulan</strong> : pemberian terapi bubur tempe terbukti efektif untuk menurunkan frekuensi dan konsistensi buang air besar (BAB) pada Balita dengan masalah keperawatan Diare. <strong>Saran</strong> : diharapkan kedua responden dapat mengimplementasikan terkait pemberian terapi bubur tempe yang sudah diberikan sebagai sarana untuk mengatasi masalah Diare.</p>2024-09-06T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA)https://jurnal.akperalkautsar.ac.id/index.php/JIKKA/article/view/86EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN DALAM MENINGKATKAN POTENSI MENYUSUI EFEKTIF PADA IBU POST PARTUM2023-08-12T10:12:44+07:00Reni afriyaniafriyanireni0@gmail.comparmilah mila25774@gmail.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>ASI pada wanita yang menyusui dipengaruhi oleh hormon oksitosin dan prolaktin. Pijat oksitosin berguna memicu saraf parasimpatis agar cepat merambatkan sinyal ke bagian otak belakang sehingga kinerja hormon oksitosin dapat terangsang dan mengeluarkan ASI, pijat oksitosin berfungsi sebagai stimulus produktivitas ASI wanita selama masa menyusui, serta bisa meningkatkan rasa nyaman pada sang ibu. <strong>Tujuan</strong>: untuk mengetahui efektifitas dari pijat oksitosin untuk meningkatkan potensi menyusui efektif pada ibu post pastum. <strong>Metode</strong>: Penelitian ini mengambil subjek dua orang wanita yang sedang dalam masa menyusui. Proses analisis data yakni dengan memperhatikan bagaimana respon subyek setelah diterapi dengan pijat oksitosin, lalu data yang didapatkan tersebut dituangkan dengan teks naratif yang disertai fakta-fakta. <strong>Hasil</strong>: Evaluasi tindakan dilakukan dengan menggunakan luaran menyusui efektif meningkat dengan indikator yang meliputi keketerampilan ibu menempatkan posisi bayi, kelekatan payudara dengan sang bayi, kepercayaan diri sang ibu, pancaran atau tetesan ASI dan suplai atau banyaknya ketersediaan ASI. <strong>Kesimpulan</strong>: Hasil pencapaian menyusui efektif pada kedua subjek studi kasus mendapat skala 5 pada semua indikator kriteria hasil, yang artinya status menyusui meningkat setelah dilakukan tindakan pijat oksitosin selama 3 hari.</p>2024-09-06T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA)